- Aliansi Rayon PMII UNIJA Siap Gruduk PC. PMII Sumenep
- Pengurus Formasiba UNIBA Madura Resmi Dilantik, Sitti Nor Alinda: Siap Bersinergi Untuk Batuputih.
- BEM-KM UNIBA Madura Gelar Raker, M Rofiqul: Siap Bawa UNIBA Go Internasional
- Semakin marak Laut Bersertifikat SHGB dan SHM, Jemmy Kurniawan: Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
- Presiden Prabowo Mengucapkan Hari Pres ke-79, Ingatkan Pres Yang Profesional Dan Berintegritas
- Toko Kelontong Sering Diganggu, Keluarga Madura Yogyakarta Layangkan Carok.
- Sempat Menjadi Sorotan Publik Karena Pagar Laut, Kantor ATR/BPN Mengalami Kebakaran
- Rakyat Jangan Panik, Alokasi Subsidi LPG Sangat Mencukupi
- Kejar Mimpi Aktif Di Dunia Organisasi
- Acara Urban Night Menampilkan DJ Almira Berto di Sumenep Ditentang Aktivis Gamas
Rakyat Jangan Panik, Alokasi Subsidi LPG Sangat Mencukupi

Beberapa hari ini kita diramaikan dengan kelangkaan tabung LPG 3 Kg di tengah tengah masyarakat. Sehingga terjadi antrian dimana mana, karena LPG 3 Kg telah menjadi kebutuhan penting buat rakyat.
Mencermati berita di berbagai media, kelangkaan LPG 3 Kg sebagai imbas rencana pemerintah membatasi penggunaan LPG 3 Kg. Apakah benar demikian?
Sebelumnya saya perlu menjelaskan pertama, mengenai kebijakan anggaran terkait dengan subsidi LPG 3 Kg. Pada APBN 2025, Badan Anggaran DPR bersama pemerintah telah menyepakati alokasi subsidi LPG 3 Kg sebesar Rp 87,6 triliun, lebih tinggi dari tahun pagu tahun 2024 sebesar Rp 85,6 triliun.
Baca Lainnya :
- UKM English Speaking Club (ESC) Sukses Menggelar Lomba English Competition Se-Jawa Timur0
- Dari Demokrasi ke Datakrasi0
- Asmara Berujung Petaka; Mahasiswi UTM Bangkalan Tewas Dibakar Sang Pacar0
- Rebutan Lahan Parkir, Grand Openning Mie Gacoan Di Bangkalan Diwarnai Aksi Ricuh0
- Remaja 14 Tahun Di Lebak Bulus Tega Bunuh Ayah dan Neneknya, Ibu Alami Luka Tusuk Parah0
Volume subsidi LPG 3 Kg tahun 2025 sebesar 8,17 juta ton. Anggaran untuk penyediaan volume LPG tersebut untuk menjamin pelaksanaan subsidi. Jika LPG 3 Kg tidak disubsidi oleh negara, maka harganya mencapai Rp. 42.750.
Pada tahun 2025 Banggar DPR menyepakati usulan pemerintah untuk mensubsidi Rp 30.000 per tabung. Sehingga harga dasar LPG 3 Kg menjadi Rp 12.750 dan ditambah dengan ongkos transportasinya, di masing masing daerah bisa berbeda, itulah yang membentuk harga akhir.
Kedua, LPG 3 Kg adalah barang subsidi yang diperuntukkan kepada rumah tangga miskin akan tetapi diperdagangkan secara terbuka. Banggar DPR mencermati evaluasi penyaluran subsidi LPG 3Kg yang disampaikan oleh pemerintah.
Konsumsi LPG Tabung 3 Kg mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan volume di tahun 2019-2022 sebesar 4,34% dengan distribusi masih terbuka. Kemudian pemerintah menerapkan registrasi konsumen LPG pada 2023, dan menunjukkan pengaruh yang positif dengan melambatnya pertumbuhan konsumsi volume LPG 3 Kg dari 2022 ke 2023 (+3,14%).
Ketiga, Data TNP2K menyebutkan dari 50,2 juta rumah tangga yang menerima program subsidi LPG, sebanyak 32% rumah tangga dengan kondisi sosial ekonomi terendah hanya menikmati 22% dari subsidi LPG, sementara 86% dinikmati oleh kelompok yang lebih mampu. Hal ini terjadi karena tabung LPG subsidi diperjualbelikan bebas dipasaran bersamaan dengan LPG non subsidi dengan selisih harga yang jauh, sehingga mayoritas rumah tangga menggunakan LPG subsidi.
Terdapat 12,5 juta rumah tangga miskin dan rentan tidak menerima subsidi LPG, sebanyak 2,7 juta kepala rumah tangga perempuan tidak menerima subsidi LPG, 760 ribu penyandang disabilitas tidak menerima subsidi LPG, 4,06 juta lansia tidak menerima subsidi LPG. Keempat, Disparitas harga antara LPG subsidi dan non subsidi menyebabkan praktik penyimpangan dan pidana berupa penimbunan dan pengoplosan LPG.
Praktik oplosan ini menyebabkan berkurangnya kuota volume subsidi LPG 3 kg untuk rumah tangga miskin.
Mencermati situasi tentang kelangkaan LPG 3 Kg yang terjadi tengah tengah rakyat, dan rencana kebijakan pemerintah diatas, untuk itu saya menyarankan agar:
1. Perbaikan kebijakan penyaluran subsidi LPG 3 Kg yang tengah diupayakan oleh pemerintah hendaknya diimbangi dengan komunikasi publik yang baik, agar hal ini tidak menimbulkan kepanikan banyak pihak, dan sebagian pihak memanfaatkan kepanikan tersebut dengan mengambil untung.
2. Pemerintah dan PT Pertamina sedang membuat program pengecer sebagai ujung tombak penjualan diminta sebagai pangkalan penjualan resmi oleh Pertamina. Langkah ini untuk mengontrol penjualan LPG 3 Kg, untuk membuat kebijakan subsidi tepat sasaran, di khususkan untuk kelompok yang di target, yakni rumah tangga miskin, lansia, pelaku usaha mikro dan kecil.
Pelaksanaan kebijakan tersebut hendaknya mempertimbangkan banyak aspek, seperti kesiapan data yang akurat, infrastruktur yang cukup, dan kondisi perekonomian masyarakat yang saat ini sedang mengalami penurunan daya beli.
3. Hendaknya program tersebut diatas dapat dijalankan secara bertahap, tidak dijalankan dengan serta merta. Bisa dimulai dari daerah daerah yang memang telah siap terlebih dahulu, dengan berbagai pertimbangan diatas.
4. Meskipun saat ini terjadi kelangkaan LPG 3 Kg seperti yang terjadi di sejumlah daerah. Terhadap di sejumlah daerah tersebut, Banggar DPR meminta pemerintah dan pertamina perlu memastikan jaminan subsidi LPG
3 terhadap rumah tangga miskin, lansia, dan pelaku usaha mikro dan kecil tetap terjangkau mereka, dengan menyiapkan tim darurat, agar jangan sampai mereka berlarut larut tidak mendapatkan LPG 3 Kg.
5. Untuk memastikan pelaksanaan subsidi LPG tepat sasaran, tidak ditimbun dan tidak dioplos, hendaknya Forkopimda, terutama kepala daerah dan aparat kepolisian hendaknya segera melakukan operasi pasar wilayahnya masing-masing. Segera lakukan pemidanaan terhadap para penimbun dan pengoplos LPG 3 kg. Karena tindakan ini mengancam kecukupan volume subsidi LPG 3 Kg untuk rakyat.
Demikian, kiranya bisa menjadi pertimbangan berarti buat pemerintah dan PT Pertamina.
Said Abdullah
Ketua Badan Anggaran DPR