- CIPAYUNG PLUS JATIM TOLAK GELAR PAHLAWAN UNTUK SOEHARTO, SEBUT CEDERAI KEADILAN SEJARAH
- Roni Ardianto, Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Adalah Upaya Pemutihan Dosa Politik Orba
- FAM Desak Dinas Sosial Tandai Rumah Penerima Bansos, Soroti Kemiskinan Sumenep
- Puskesmas Pamolokan Luncurkan Inovasi PELITA: Terangi Langkah Ibu Menuju Persalinan Sehat dan Bahagi
- Sindiran Pedas Alif Rofiq di Hari Jadi Sumenep, Dari Migas hingga Infrastruktur Rusak
- Berapa Uang Pemkab Sumenep yang Diendapkan di Bank?
- Ketua DPD KNPI Sumenep: Persatuan Pemuda Bukan Sekadar Kata, Tapi Gerak Nyata
- Semangat Pemuda Tercermin di Kain Batik Canteng Koneng
- Ajang Kalijaga Arabic Fest 2025 Se-ASEAN, Muzakki Harumkan Puncak Darus Salam
- Ada Elit Politik yang Jadi Beking Perkara Rokok Ilegal di Madura
Prabowo Akan Sebar 288 Ribu Smart Screen ke Sekolah, Targetkan Pemerataan Pendidikan Digital Pelosok

Keterangan Gambar : Ilustrasi Smart Screen (istimewah)
Jakarta, angkasatunews.com — Jakarta – Presiden Prabowo Subianto berencana mendistribusikan 288 ribu perangkat layar pintar atau smart screen ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadi salah satu strategi untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan.
Smart screen, atau dikenal juga sebagai smart interactive display, adalah perangkat berlayar sentuh yang memungkinkan penggunanya melakukan berbagai aktivitas langsung di layar mulai dari menulis, menggambar, hingga menjalankan aplikasi.
Sederhananya, perangkat ini serupa dengan tablet namun berukuran sebesar televisi. Ia memiliki sistem operasi sendiri, seperti Android, Windows, atau lainnya.
Baca Lainnya :
- Prabowo Siap Benahi BUMN, Potong Jumlah Komisaris Dan Tantiem, Apa Itu Tantiem?0
- Megawati Merasa Prihatin Kondisi KPK: Presiden Harus Turun Tangan0
- Hasto Kristiyanto Tinggalkan Rutan KPK, Siap Lapor ke Megawati0
- Presiden Prabowo Tetapkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Bersama Usai HUT ke-80 RI0
- Menkumham Umumkan Daftar Penerima Amnesti: Ada Hasto dan Yulius Paonganan0
Dalam dunia pendidikan, smart screen dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa di kelas. Materi pembelajaran dapat disajikan lebih dinamis dalam bentuk video, animasi, dan pengajar bisa langsung memberi tanda, menulis, atau mencoret di layar.
Selain itu, perangkat ini juga mendukung pembelajaran jarak jauh berkat koneksi internet. Konferensi video seperti Zoom atau Google Meet dapat dijalankan langsung dari smart screen, memungkinkan guru dan siswa berinteraksi secara visual tanpa terhalang lokasi selama tersedia koneksi internet.
Fitur unggulan yang mungkin ada pada smart screen antara lain:
- Layar resolusi tinggi: Umumnya 4K dengan tampilan tajam.
- Multi-touch: Dapat digunakan beberapa orang sekaligus, ideal untuk kerja kelompok.
- Dual OS: Sebagian perangkat mendukung sistem operasi ganda, Android dan Windows.
- Konektivitas lengkap: Dilengkapi port HDMI, USB, dan lainnya seperti pada PC.
Sebelumnya, dalam Pidato Kenegaraan, Presiden Prabowo menyoroti masih banyaknya ketertinggalan di bidang pendidikan yang perlu dikejar. Program 100 Sekolah Rakyat dan sekolah unggulan menjadi salah satu solusinya, namun fasilitas teknologi juga dianggap penting.
“Tahun ini kita akan sebarkan 288.000 layar pintar, smart platform, smart TV, yang akan kami distribusikan ke sekolah-sekolah hingga pelosok,” ujar Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR 2025 di Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, di beberapa desa tertinggal masih kekurangan guru berkualitas. Dengan teknologi ini, desa-desa tersebut diharapkan dapat terhubung dengan pengajar terbaik secara virtual.
“Agar anak-anak di desa tertinggal yang tidak ada guru yang bagus bisa mengikuti pelajaran dari guru-guru terbaik yang mengajar secara virtual,” kata Prabowo.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi diperkirakan akan menjadi pelaksana utama program ini, bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Berdasarkan pengalaman negara lain seperti Korea Selatan dan Singapura, penggunaan smart screen di ruang kelas terbukti dapat meningkatkan keterlibatan siswa, mempercepat pemahaman materi, serta mempermudah evaluasi pembelajaran secara digital.
Pemerintah menargetkan distribusi perangkat ini selesai pada akhir 2026, dimulai dari wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang akses pendidikannya terbatas. Program ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan menuju sistem pendidikan nasional berbasis digital sepenuhnya di masa depan.










