- CIPAYUNG PLUS JATIM TOLAK GELAR PAHLAWAN UNTUK SOEHARTO, SEBUT CEDERAI KEADILAN SEJARAH
- Roni Ardianto, Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Adalah Upaya Pemutihan Dosa Politik Orba
- FAM Desak Dinas Sosial Tandai Rumah Penerima Bansos, Soroti Kemiskinan Sumenep
- Puskesmas Pamolokan Luncurkan Inovasi PELITA: Terangi Langkah Ibu Menuju Persalinan Sehat dan Bahagi
- Sindiran Pedas Alif Rofiq di Hari Jadi Sumenep, Dari Migas hingga Infrastruktur Rusak
- Berapa Uang Pemkab Sumenep yang Diendapkan di Bank?
- Ketua DPD KNPI Sumenep: Persatuan Pemuda Bukan Sekadar Kata, Tapi Gerak Nyata
- Semangat Pemuda Tercermin di Kain Batik Canteng Koneng
- Ajang Kalijaga Arabic Fest 2025 Se-ASEAN, Muzakki Harumkan Puncak Darus Salam
- Ada Elit Politik yang Jadi Beking Perkara Rokok Ilegal di Madura
Kades Sapeken Dituding Aniaya Perempuan, LSM BIDIK: Jangan Karena Jabatan, Hukum Jadi Mandul

SUMENEP – Kepala Desa Sapeken, Joni Junaidi, kembali bikin heboh. Bukan karena program pembangunan, melainkan karena dugaan “jurus tangan kilat” yang mendarat ke tubuh seorang perempuan.
Kasus ini langsung mengundang reaksi keras dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Barisan Investigasi dan Informasi Keadilan (BIDIK) Sumenep. Ketua Umum BIDIK, Didik Haryanto, mendesak aparat penegak hukum agar tidak ragu menindak, meski pelaku diduga seorang pejabat desa.
“Dengan alasan apapun, kekerasan yang dilakukan Joni sebagai kades tidak dibenarkan,” tegas Didik.
Baca Lainnya :
- Kasus Dugaan Penganiayaan Warnai Sapeken, Kades Jadi Terlapor0
- Abolisi dan Amnesti untuk Tom Lembong dan Hasto, Apa Bedanya dan Apa Dasar Hukumnya?0
- Merdeka ala Agus! Cek Promo Gokil BarokahNet Sekarang!0
- Polda Jatim Selidiki Dugaan Pemalsuan SHM di Pantai Gersik Putih, Gapura, Sumenep0
- Rencana Akuisisi Gagal, Pendiri Windsurf Justru Bergabung ke Google DeepMind0
Didik mengingatkan, Indonesia bukan kerajaan yang kepala desa bisa seenaknya memperlakukan rakyat. “Bayangkan kalau istri atau saudara kita dipukul orang, pasti kita marah. Apalagi ini bukan kali pertama,” ujarnya dengan nada kesal.
Menurutnya, seorang kades seharusnya bijak mengurus rakyat, bukan justru menguji ketahanan fisik warganya. “Kalau semua masalah diselesaikan dengan kekerasan, berarti kades bukan pemimpin, tapi jagoan jalanan. Apalagi korbannya perempuan, ini jelas kelewatan,” sindirnya.
BIDIK pun menuntut Kapolsek Sapeken Iptu Taufik Rahman dan Kapolres Sumenep segera mengusut kasus ini hingga tuntas. “Jangan sampai hukum hanya garang untuk rakyat kecil, tapi jinak ketika berhadapan dengan pejabat. Hukum itu harus tegas, bukan pilih-pilih,” pungkas Didik.










