- Ibu, Sang Pemilik Label Surga di Telapak Kakinya
- Hari Ibu 2025, Self Make Up Srikandi IKAPMII Sumenep Didukung Arina Hidayah Skin Care
- DPD GMNI Jatim Buka Rapimda di Ngawi, Tekankan Regenerasi Kader dan Penguatan Nasionalisme
- Kapal Pusling Kangayan Pindah Kepemilikan, Formaka Audiensi DKP2KB
- Hari HAM : dr. Erliyati Tegaskan Kesehatan Adalah Hak Setiap Manusia
- Tolak Amir Laporkan Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di SPBU Gedungan
- Didik Haryanto : Korupsi Itu Menghancurkan Rakyat, Hukuman Harus Menggigit
- Dipuji Pengunjung, Titik Temu Coffee Jadi Rekomendasi Tempat Nongkrong di Sumenep
- Pengadaan Tablet DPRD Sumenep Disorot : Anggota Dewan Sudah Menerima Perangkat Baru?
- Benefit Beasiswa: HIMAKSI UNIBA Madura Tantang Pelajar Akuntansi Se-Madura Di Lomba SBAC 2025
Usai Solat Jumat, Rakyat Bergerak: GEMPAR Tuntut Pertanggungjawaban Puskesmas Pragaan

Keterangan Gambar : Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat (GEMPAR), Misbahul Umam M.Z
Sumenep, Angkasatunews.com – Tragedi menyedihkan kembali mencoreng dunia layanan kesehatan di Kabupaten Sumenep pada Selasa, 13 Mie 2025 malam. Seorang warga Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, meninggal dunia saat berusaha mendapatkan pertolongan di Puskesmas Pragaan. Korban tak tertolong akibat kelalaian fatal: tidaknya tersedia oksigen medis di fasilitas tersebut.
Pihak keluarga menyebut kelalaian itu sebagai penyebab utama kematian. Kurangnya kesiapan, terutama tidak adanya oksigen sebagai alat penting dalam penanganan darurat, dianggap bukti bahwa Puskesmas Pragaan tidak layak menjalankan layanan kesehatan.
Ketua Gerakan Masyarakat Peduli Rakyat (GEMPAR), Misbahul Umam M.Z. mengecam keras manajemen Puskesmas Pragaan. Ia menyebut pelayanan di sana amburadul dan mencerminkan kegagalan sistemik yang tidak bisa dibiarkan.
Baca Lainnya :
- Presma UNIBA Madura Tinjau Lokasi Banjir: Singgung Rumah Sakit Baru Biang Keladinya0
- Banjir Makin Meluas, Galian C Merajalela: DEM Tuding Pemda & DPRD Sumenep Abai0
- Sumenep Dikepung Sampah Dan Banjir, BEM UNIBA: DLH Bangun Saat Viral? 0
- Niat Baik Menyelamatkan Keluarga, Warga Pragaan Tewas Dalam Perjalanan: Puskesmas Pragaan Biangnya? 0
- Upland Sumenep Sarat Kontroversi, Akankah Hantu KUR BNI Bergentayangan Kembali? 0
“Puskesmas Pragaan bukan lagi tempat yang layak disebut pusat layanan kesehatan. Tidak adanya oksigen sebagai alat bantu vital bagi nyawa manusia adalah bentuk kelalaian paling brutal, yang harus dibayar dengan kehilangan nyawa warga kami,” tegasnya.
Sebagai bentuk protes terhadap rusaknya sistem pelayanan, GEMPAR akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Jumat, 16 Mei 2025. Aksi ini akan menyasar kantor Pemkab Sumenep, Dinas Kesehatan, dan DPRD, yang dianggap turut bertanggung jawab karena lalai dalam pengawasan.
“Kami akan datang dan mendesak Bupati Sumenep untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen Puskesmas Pragaan. Kepala Puskesmas dan Kepala UGD harus bertanggung jawab—bukan hanya secara administratif, tetapi juga secara hukum dan sosial,” papar Misbahul.
Tak hanya aktivis dan masyarakat, keluarga korban juga akan ikut hadir dalam aksi yang akan digelar usai solat Jumat: menuntut keadilan atas kehilangan yang mereka alami.
“Iya mas. Untuk aksinya besok habis solat jumat. Keluarga korban akan ikut,” jelasnya saat dikonfirmasi media ini.
Misbahul menegaskan bahwa kematian korban, yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga, bukan sekadar insiden, melainkan peringatan atas lemahnya sistem kesehatan di Pragaan.
“Ini bukan kesalahan teknis. Ini kejahatan struktural dalam pelayanan publik. Pola bobrok ini tidak boleh bertahan satu hari pun lagi di tengah masyarakat,” kata mantan Ketua PC IMM Sumenep itu.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa perjuangan ini bukan hanya tentang satu korban, tapi menyangkut masa depan layanan kesehatan bagi masyarakat Sumenep secara keseluruhan.
“Jika pemerintah dan wakil rakyat tak sanggup menyelesaikan persoalan ini, maka bersiaplah menghadapi murka rakyat,” tetupnya.
Hingga berita ini diturunkan, media ini sudah mencoba meminta konfirmasi dan klarifikasi kepada Kepala Dinkes Sumenep terkait tragedi pilu ini. Namun, pihak Dinas Kesehatan Sumenep belum memberikan keterangan resmi terkait peristiwa ini.










