- Mengurai Polemik Seismik Migas di Kangean, Benarkah Ada Aktor di Balik Gejolak?
- Desak Reforma Agraria, GMNI Sumenep Ultimatum BPN 7x24 Jam
- BEM-KM UNIBA Madura Bawa Tuntutan Isu Lokal Ke Nasional
- PAC Ansor Manding Gelar Maulid Nabi & Doa Bersama, Sutikno Tekankan Kekeluargaan
- Publik Pertanyakan Proyek Betonisasi Rp129 Juta di Taman Raya Mekarsari
- PMII Uniba Madura Gelar Pelatihan Menulis dalam Rangkaian Suluh Sumbu Pergerakan
- Hj. Thaiyibah Pimpin ABJ Tour dan Travel, Pilihan Baru Perjalanan Ibadah
- PMII UNIBA Madura Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW & Forum Taliasi
- Politik Marhaen ala Senayan, Dari Ideologi Kerakyatan ke Transaksi Musiman
- AMS Desak DPRD Perhatikan Gaji Guru dan Dosen, Tijanuz Zaman :Mereka Pilar Pendidikan Bangsa
Kades Sapeken Pamer Jurus Tampar Kilat, Warga Malah Kaget Bukan Kagum

SUMENEP , Angkasatunews.com - Kabupaten Sumenep kembali heboh. Bukan karena prestasi atau pembangunan, melainkan karena atraksi “jurus kilat” ala Kepala Desa Sapeken, Joni, yang diduga bertemu dengan seorang perempuan muda bernama Nadia (21) pada Rabu (13/8/2025) sore.
Kejadian tersebut berlangsung di Jalan Baru Sapeken, bukan di arena pencak silat atau latihan bela diri. Korban mengaku baru pulang dari kota, membeli cilok, lalu disapa Joni. Namun bukan Berbagai “selamat datang”, melainkan “selamat ditampar”.
Baca Lainnya :
- UE Desak Israel Batalkan Rencana Pembangunan Permukiman di Area E1, Apa itu Area E1? 0
- Ketua GPPS Tuntut Bupati Sumenep Mutasi Hingga Pecat OPD Yang Tidak Kerja Prima0
- Kanselir Jerman Kritik Keras Israel, Sikap Berlin Mulai Bergeser? 0
“Katanya aku tidak boleh lagi ke Sapeken, besok disuruh pulang ke Kangean. Saya tanya kenyamanan, malah kena tampar kanan-kiri,” ujar Nadia, yang tentu saja lebih kaget daripada cilok di tangan.
Tak cukup sekali, Joni diduga mengeluarkan jurus “tampar ganda” sambil melontarkan tantangan: “Bilang sama kalimat orang tua dan keluargamu, aku tidak takut.” Tampaknya sedang casting film laga murah meriah.
Kapolsek Sapeken, AKP Taufik, izinkan laporan itu. Benar mas, ada laporan dugaan ditandatangani.Nomornya resmi, bukan nomor undian berhadiah, ujarnya.
Kasus ini langsung menyedot perhatian publik. Bukan hanya soal memahaminya, tapi karena dilakukan oleh seorang kepala desa, jabatan yang seharusnya menjadi teladan, bukan tontonan.
Hingga berita ini diturunkan, Joni belum memberikan klarifikasi. Diduga masih sibuk memikirkan jurus pembelaan apa yang akan dipakai di depan hukum.
Masyarakat pun berharap aparat penegak hukum segera mengusut kasus ini. Sebab kalau dibiarkan, jangan-jangan nanti jurus “tampar kilat” dijadikan program unggulan desa.