- Diplomasi Bernuansa Hangat di Ozyorny: Prabowo dan Lukashenko Bahas Strategi Baru RI-Belarus
- Rencana Akuisisi Gagal, Pendiri Windsurf Justru Bergabung ke Google DeepMind
- Kejagung dan Dewan Pers Teken MoU, Perkuat Kolaborasi Penegakan Hukum dan Kemerdekaan Pers
- Raas Pulau Genangan; Ketika Keadilan Hanya Sebatas Semboyan Pilkada
- Tiga Pengguna Sabu Diamankan di RSUD Abuya, Iip Suriyanto: Ini Tamparan Keras bagi Dunia Kesehatan
- Perkuat Komitmen Membangun Madura, UNIBA Madura Tambah Tiga Program Studi Strategis
- 700 Alumni Hadiri Reuni Akbar Mathlabul Ulum 2025, KH Imam Hodri TF: Tekankan Soliditas dan Loyalita
- BEM KM UNIBA Madura Gelar Seminar Pencegahan Narkotika bertajuk: Muda Berkarya Tanpa Narkoba
- Abdillah Rosyid dan Nur Intan Hamida Universe Keluar Sebagai Winner Potra Potre Budaya Madura 2025
- Tolak Survei Seismik Migas Kangean, GMK Gelar Demonstrasi: Kangean Bukan Ladang Eksploitasi!
Kanselir Jerman Kritik Keras Israel, Sikap Berlin Mulai Bergeser?

Keterangan Gambar : Kanselir Jerman Friedrich Merz
Jakarta, Angkasatunews.com — Kanselir Jerman Friedrich Merz menyampaikan kritik paling tajam terhadap Israel sejak konflik Gaza kembali memanas. Dalam konferensi pers di Turku, Finlandia (27/5), ia menyebut serangan militer besar-besaran Israel ke Gaza “tak lagi dapat dipahami” dan “tidak lagi dapat dibenarkan” sebagai bagian dari perang melawan Hamas.
"Serangan militer besar-besaran Israel di Jalur Gaza tidak menunjukkan logika apapun bagi saya... Saya rasa waktunya sudah tiba untuk menyatakan secara terbuka bahwa apa yang saat ini terjadi sudah tidak bisa dipahami lagi," ujar Merz, dikutip Reuters.
Pernyataan ini mencerminkan pergeseran sikap publik Jerman, yang selama ini dikenal sebagai pendukung setia Israel karena latar belakang sejarah Holocaust. Tekanan dari opini publik, partai koalisi, dan pejabat tinggi turut mendorong perubahan ini.
Baca Lainnya :
- Trump Pangkas Dana NASA, Upaya Pertahanan Bumi Terancam? 0
- Trump Larang Universitas di AS Terima Mahasiswa Asing, Harvard Jadi Sasaran Utama0
- iPhone 17 Air Bocor: Bodi Super Tipis, Baterai Cuma 2.800 mAh?0
- China Desak AS Hentikan Kebijakan Proteksionis terhadap Perusahaan Teknologi dan Sektor AI0
- Perang Nuklir Kemungkinan Terjadi, Update Teranyar Konflik India-Pakistan0
Sebelumnya, Menlu Johann Wadephul dan mitra koalisi SPD mendesak penghentian ekspor senjata ke Israel. Merz tidak menjawab langsung soal hal itu, dengan alasan keputusan ada di Dewan Keamanan.
Meski belum menjadi perubahan resmi, kritik ini signifikan, mengingat Jerman menganut *Staatsräson*—doktrin dukungan terhadap Israel sebagai tanggung jawab sejarah.
Tekanan meningkat setelah serangan udara Israel yang menewaskan puluhan warga sipil Gaza. Survei terbaru Civey menunjukkan 51% warga Jerman menolak pengiriman senjata ke Israel. Hanya 36% masih berpandangan positif terhadap Israel, turun dari 46% pada 2021.
Komisaris Antisemitisme Felix Klein dan sejarawan Moshe Zimmermann menilai saatnya Jerman meninjau ulang sikapnya. Sementara itu, Uni Eropa dan beberapa negara Barat mulai mempertimbangkan sanksi terhadap Israel.
Duta Besar Israel untuk Jerman, Ron Prosor, menyebut kritik Merz sebagai sinyal penting. "Kami mendengarnya dengan sangat serius," ujarnya.