- Ketua DPRD dan Wakil Ketua Bamsus Sumenep Klarifikasi Soal Pemberitaan Pembahasan RAPBD 2026
- Anggaran Porprov Jawa Timur Tak Kunjung Cair, KONI Sumenep Terpaksa Gunakan Dana Hibah Keolahragaan
- Polres Sumenep Gelar Operasi Patuh Semeru 2025, Fokus pada Tujuh Pelanggaran Prioritas
- Diplomasi Bernuansa Hangat di Ozyorny: Prabowo dan Lukashenko Bahas Strategi Baru RI-Belarus
- Rencana Akuisisi Gagal, Pendiri Windsurf Justru Bergabung ke Google DeepMind
- Kejagung dan Dewan Pers Teken MoU, Perkuat Kolaborasi Penegakan Hukum dan Kemerdekaan Pers
- Raas Pulau Genangan; Ketika Keadilan Hanya Sebatas Semboyan Pilkada
- Tiga Pengguna Sabu Diamankan di RSUD Abuya, Iip Suriyanto: Ini Tamparan Keras bagi Dunia Kesehatan
- Perkuat Komitmen Membangun Madura, UNIBA Madura Tambah Tiga Program Studi Strategis
- 700 Alumni Hadiri Reuni Akbar Mathlabul Ulum 2025, KH Imam Hodri TF: Tekankan Soliditas dan Loyalita
Trump Larang Universitas di AS Terima Mahasiswa Asing, Harvard Jadi Sasaran Utama

Keterangan Gambar : Trump kembali mengeluarkan kebijakan kontriversial
Jakarta, Angkasatunews.com — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan kepijakan ekstrim yang melarang perguruan tinggi di negaranya menerima mahasiswa internasional, termasuk mereka yang datang melalui program beasiswa.
Tak hanya itu, mahasiswa asing yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Harvard pun diwajibkan untuk segera pindah ke kampus lain. Lebih ekstrim lagi, jika proses perpindahan tidak segera diselesaikan, izin tinggal mereka di wilayah AS terancam dicabut.
Keputusan kontroversial ini diumumkan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kristi Noem, segera memerintahkan pencabutan akreditasi untuk program pertukaran mahasiswa di Harvard bagi tahun ajaran 2025-2026.
Baca Lainnya :
- iPhone 17 Air Bocor: Bodi Super Tipis, Baterai Cuma 2.800 mAh?0
- China Desak AS Hentikan Kebijakan Proteksionis terhadap Perusahaan Teknologi dan Sektor AI0
- Perang Nuklir Kemungkinan Terjadi, Update Teranyar Konflik India-Pakistan0
- Sempat Dinyatakan Hoax, Trump Resmi Jeda 90 Hari Tarif Timbal Balik0
- Dramatis, Megawati bawa Red Spaks Paksakan Laga kelima Final Liga Voli Korea0
Dalam pernyataannya yang dikutip Reuters, Noem menuding pihak Harvard telah “menyebarkan kekerasan, anti-Semitisme, serta bekerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok.”
“Kesempatan untuk menerima pelajar dari luar negeri bukanlah sebuah hak, melainkan keistimewaan. Universitas tidak seharusnya diuntungkan dari biaya kuliah tinggi yang dibebankan pada mahasiswa asing demi menambah dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar,” ujar Noem.
Harvard Menolak Diam
Pihak Harvard segera menanggapi kebijakan tersebut. Mereka menyatakan bahwa larangan tersebut tidak hanya ekstrem, tetapi juga dianggap melanggar hukum dan berpotensi menimbulkan reaksi keras dari komunitas internasional.
Langkah pemerintahan Trump ini dinilai sebagai bentuk peningkatan ketegangan dengan sejumlah kampus elite AS, terutama kelompok Ivy League. Harvard bahkan disebut sebagai target utama setelah menolak memberikan data visa mahasiswa yang diminta oleh Noem.
Menurut data dari Reuters, sekitar 6.800 mahasiswa internasional akan menjalani studi di Harvard pada periode 2025-2026—mewakili 27 persen dari total populasi mahasiswa di sana.
Pada tahun 2022, mahasiswa asal Tiongkok tercatat sebagai kelompok terbanyak dengan jumlah 1.016 orang. Selain Tiongkok, pelajar asal India, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Australia, Singapura, dan Jepang juga mendominasi populasi mahasiswa asing di kampus tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, Kedutaan Besar Tiongkok di Washington belum memberikan komentar atas kebijakan baru yang diumumkan oleh otoritas AS tersebut.