Breaking News
- Audiensi FKP ke Kapolres Baru Sumenep, Bicara Soal Galian C Ilegal Hingga Peredaran Narkoba
- Perang Nuklir Kemungkinan Terjadi, Update Teranyar Konflik India-Pakistan
- Ketua DPRD Suemenep Menolak Surat Rekomendasi Komisi III Soal Tambang Galian C Ilegal
- Program Upland Bawang Merah: Ketum BIDIK Warning DKPP Sumenep!
- BEM-KM UNIBA Madura Sukses Gelar Pelatihan Administrasi Untuk Seluruh Pengurus Ormawa
- Perkuat Literasi Keuangan Syariah, BPRS Bhakti Sumekar Luncurkan Program BBS Sekolah
- Moh Zaki Warnai Konfercab PMII Sumenep
- Catatan tentang Kondisi Dunia Olahraga di Kabupaten Sumenep
- Usai Berpisah dengan Red Spaks, Megawati Bertengger di Petrokimia Gresik
- Pimpinan DPRD Sumenep Didesak Segera Menindaklanjuti Surat Rekomendasi Penutupan Galian C
Perang Nuklir Kemungkinan Terjadi, Update Teranyar Konflik India-Pakistan

Keterangan Gambar : (foto: Dar Yasin)
Jakarta, Angkasatunews.com — Buntut insiden pembakaran dan penembakan terhadap 28 wisatawan India di Kahsmir pada 22 April lalu semakin meruncing.
Sebelumnya, India menuding pemberontak Pakistan menjadi dalang dari insiden mengenaskan tersebut. India merespon dengan mengambil langkah-langkah tegas; menangguhkan Perjanjian Perairan Idrus (1960), mengusir diplomat Pakistan, membatalkan visa warga Pakistan, serta memperketat kontrol media nasional, termasuk Live oprasi militer dan pergerakan pasukan dengan alasan “keamanan nasional”.
Di lain pihak, Pakistan tidak tinggal diam. Islamad menyangkal tuduhan India. Pihaknya juga melakukan langkah balasan dengan mengusir diplomat India, menangguhkan pembuatan bisa warga India, menutup wilayah udaranya, serta menghentikan perdangan, temasuk yang melalui pihak ketiga.
Selain itu, Pakistan juga menangguhkan perjanjian Simla 1972 yang menjadi kerangka kerja utama dalam menyelesaikan sengketa kedua negara itu. Pakistan juga menegaskan, setiap upaya India memblokir aliran air sungai berdasarkan Perjanjian Idrus akan dianggap sebagai “tindakan perang”.
Kontak Senjata Berlansung di Garis Depan
Kontak senjata tidak bisa dibendung bagi kedua belah pihak. Tentara India melaporkan telah terjadi baku tembak sejak Jumat (25/04) malam hingga sabtu (26/04) pagi dari pos militer Pakistan sepanjang garis Line of Control (LoF).
“Tentara India menanggapi dengan tepat dengan senjata ringan,” ujar pernyataan resmi India.
175 Orang Ditahan Buntut Serangan Kahsmir
Pada Sabtu (26/04/2025), polisi India mengumumkan telah menahan sebanyak 175 orang di seluruh distrik Anantnaq yang diduga terlibat inseden.
Penahanan 175 orang ini sebagai upaya pemerintah India dalam oprasi pencarian dan pengepungan di seluruh distrik Anantnaq, Kahsmir.
Langkah itu diambil setelah insiden paling parah dalam sejarah naik turunnya hubungan kedua negara sejak konflik berkepanjangan 25 tahun terakhir.
“Oprasi pencarian dan pengepungan yang eksentif telah diluncurkan di seluruh distrik,” kata pejabat kepolisian setempat dikutip Antara, Minggu (27/042025).
PBB Angkat Bicara
Di tengah krisis ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengimbau kedua negara untuk menahan diri.
"Kami sangat menyerukan kepada kedua pemerintahan untuk menahan diri semaksimal mungkin, dan memastikan bahwa situasi tidak memburuk lebih lanjut," tutur juru bicara PBB, Stephane Dujarric
"Setiap isu antara Pakistan dan India, kami percaya, dapat dan seharusnya diselesaikan secara damai melalui keterlibatan bersama yang bermakna," imbuhnya.
Kahsmir Wilayah termiliterisasi di Dunia
Sejak berakhirnya kedudukan Britania (Inggris) dari India pada Agustus 1947, Inggris menjadikan subkontinal Britania itu menjadi dua negara. Pemisahan ini berdasarkan dengan faktor agama dan letak geografis.
Namun, pemisahan kedua negara ini memunculkan kompleksitas konflik etnis dan sosial yang berkepanjangan.
Sebelum Kahsmir dikelola India, kedua belah pihak sama-sama mengakui Kahsmir sebagai wilayah mereka. Alhasil tak heran jika Kahsmir menjadi wilayah termiliterisasi di dunia, dan menjadi ketakutan dunia akan perang dunia ketiga. (Adit)
Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments