- Tiga Pengguna Sabu Diamankan di RSUD Abuya, Iip Suriyanto: Ini Tamparan Keras bagi Dunia Kesehatan
- Perkuat Komitmen Membangun Madura, UNIBA Madura Tambah Tiga Program Studi Strategis
- 700 Alumni Hadiri Reuni Akbar Mathlabul Ulum 2025, KH Imam Hodri TF: Tekankan Soliditas dan Loyalita
- BEM KM UNIBA Madura Gelar Seminar Pencegahan Narkotika bertajuk: Muda Berkarya Tanpa Narkoba
- Abdillah Rosyid dan Nur Intan Hamida Universe Keluar Sebagai Winner Potra Potre Budaya Madura 2025
- Tolak Survei Seismik Migas Kangean, GMK Gelar Demonstrasi: Kangean Bukan Ladang Eksploitasi!
- Warga Curiga PR Madu Wangi Produksi Rokok Hantu: Bea Cukai Diminta Bertindak
- M. Wakil menjadi delegasi UNIBA Madura laksanakan sosialisasi internasional di krabi Thailand.
- Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Sumenep Gelar Khitan Massal Anak Sholih ke-4
- Ketua Kopri PMII UNIBA Madura Soroti Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual: Ini Harus Jadi Alarm Kolektif
Tolak Survei Seismik 3D, Begini Kata Pemuda Kangean

KANGEAN – Di tengah hiruk-pikuk wacana survei seismik 3D yang direncanakan berlangsung di laut Kangean, muncul suara lantang dari seorang anak muda yang mewakili nurani kepulauan. Agus Salim, Ketua GARIS-K (Gerakan Advokasi Rakyat dan Intelektual Sosial Kangean), tampil bukan hanya sebagai aktivis, tapi sebagai putra daerah yang menolak tanah kelahirannya dijadikan arena eksperimen industri migas.
“Saya bukan anti pembangunan. Tapi saya percaya, pembangunan tanpa mendengar suara rakyat adalah bentuk perampasan yang sah secara hukum tapi cacat secara moral,” ujar Agus Salim, Sabtu (15/6/2025).
Sebagai pemuda Kangean, Agus menuturkan bagaimana laut dan lingkungan sekitarnya telah menjadi nadi kehidupan masyarakat. Dari laut itulah warga makan, hidup, membangun masa depan. Maka ketika rencana seismik ini muncul tanpa sosialisasi yang memadai, tanpa melibatkan masyarakat lokal, kecurigaan pun muncul.
Baca Lainnya :
- GREEN LEGACY 2025: Warisan Hijau dari Mahasiswa UNIBA Madura untuk Indonesia0
- GPPS Desak Pemerintah Tindak Tegas Eksploitasi Alam Ilegal di Sumenep0
- DLH Sumenep Sebut Longsor Proyek Babbalan Bukan Kewenangannya, Pelapor: Jangan Tutup Mata0
- Bangun Sinergi, DPD KNPI Sumenep Jalin Silaturrahim dengan Kapolres Baru0
- BEM UNIBA Madura Apresiasi Polres Sumenep: Bukti Komitmen Nyata Berantas Narkoba0
“Kami lelah menjadi penonton di tanah sendiri. Ketika laut kami diguncang gelombang buatan, siapa yang menjamin tidak ada kerusakan? Siapa yang menjamin biota laut tetap aman? Semua itu tidak pernah dijelaskan,” katanya.
GARIS-K pun dengan tegas menyatakan penolakan terhadap survei seismik 3D dan menyampaikan tiga desakan utama:
1. Pemkab Sumenep harus bersuara. “Pemkab tidak boleh hanya hadir di Pulau Kangean saat pilkada. Saat kami menjerit, justru senyap. Di mana kepedulian pada pulau-pulau yang telah menyumbang kekayaan besar ini?” tanya Agus.
2. Camat Arjasa harus berdiri bersama rakyat. “Ini bukan urusan teknis. Ini soal keberpihakan. Camat Arjasa harus memilih: bersama rakyat atau bersama investasi yang membungkam.”
3. PT KEI dan SKK Migas harus menghentikan rencana survei. “Kami minta mereka angkat kaki dari laut kami jika tidak sanggup berdialog secara jujur dan terbuka dengan masyarakat,” tegasnya.
Namun lebih dari sekadar penolakan, Agus menyuarakan gagasan alternatif tentang masa depan Kangean: pembangunan berbasis masyarakat dan kelestarian lingkungan.
“Kami ingin laut yang sehat, pulau yang kuat, dan warga yang berdaulat. Kami ingin pendidikan yang merata, infrastruktur yang manusiawi, dan pemimpin yang tidak hanya datang saat butuh suara.”
Ia pun mengajak seluruh pemuda dan mahasiswa asal Kangean untuk tidak tinggal diam. Menurutnya, pemuda bukan hanya penerus bangsa, tapi juga penjaga ruang hidup masyarakatnya.
“Saat mereka datang dengan alat-alat berat dan kapal-kapal canggih, kami hanya punya suara dan keberanian. Tapi sejarah bangsa ini dibentuk dari keberanian rakyat kecil yang menolak tunduk,” tutupnya.