- Ibu, Sang Pemilik Label Surga di Telapak Kakinya
- Hari Ibu 2025, Self Make Up Srikandi IKAPMII Sumenep Didukung Arina Hidayah Skin Care
- DPD GMNI Jatim Buka Rapimda di Ngawi, Tekankan Regenerasi Kader dan Penguatan Nasionalisme
- Kapal Pusling Kangayan Pindah Kepemilikan, Formaka Audiensi DKP2KB
- Hari HAM : dr. Erliyati Tegaskan Kesehatan Adalah Hak Setiap Manusia
- Tolak Amir Laporkan Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi di SPBU Gedungan
- Didik Haryanto : Korupsi Itu Menghancurkan Rakyat, Hukuman Harus Menggigit
- Dipuji Pengunjung, Titik Temu Coffee Jadi Rekomendasi Tempat Nongkrong di Sumenep
- Pengadaan Tablet DPRD Sumenep Disorot : Anggota Dewan Sudah Menerima Perangkat Baru?
- Benefit Beasiswa: HIMAKSI UNIBA Madura Tantang Pelajar Akuntansi Se-Madura Di Lomba SBAC 2025
Madura Bertaya : Apa kabar Janji, Pak Said

Madura – Gelombang keresahan rakyat kini makin membesar. Bukan hanya karena harga beras yang kian melambung, bukan hanya karena lapangan kerja yang makin sempit, tapi juga karena kabar “manis” dari Senayan: tunjangan anggota DPR RI siap naik.
Melalui sebuah surat terbuka yang ditujukan langsung kepada Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, masyarakat mempertanyakan logika di balik kebijakan itu.
“Di saat rakyat antre beras murah, anggota DPR antre tanda tangan kenaikan tunjangan. Rasanya seperti mimpi buruk yang disiarkan langsung,” tulis Alif Rofiq, warga Madura, yang sekaligus menanyakan kapan wakil rakyat itu pulang kampung.
Baca Lainnya :
- Yayasan Al-Mardliyyah Rayakan Kemerdekaan RI ke-80, Doa dan Simbol Persatuan Warnai Acara0
- Mungkinkah NKRI Berdaulat dan Merdeka dari Penjajahan Paham Transnasional? 0
- UNIBA Madura Gelar Upacara HUT RI Ke-80, Generasi Baru Disambut Semangat Kebangsaan0
- GMNI: Menyongsong 80 Tahun Kemerdekaan dengan Nafas Trisakti0
- Heboh Bendera One Pice Berkibar Di Bulan Kemerdekaan, Pemerintah Peringatkan Soal Ancaman Pidana0
Surat itu juga menyinggung kebijakan pajak yang terus naik, dari PPN hingga iuran-iuran baru, yang katanya demi penerimaan negara. “Tapi kami justru penerima tagihan, bukan penerima manfaat,” sindirnya.
Tak berhenti di situ, masyarakat Madura pun menagih janji pembangunan dari sang legislator. “Selama menjabat, apa program nyata yang sudah diperjuangkan untuk Madura? Jalan? Pendidikan? Lapangan kerja? Kami menunggu bukti, bukan baliho,” lanjut Mantan Ketua Cabang PMII Sumenep itu.
Di akhir, masyarakat melempar satu pertanyaan sederhana tapi menohok:
“Kapan Bapak pulang kampung? Karena kami sudah lama menunggu duduk bersama, bukan hanya duduk di kursi empuk Senayan.” (adm)










