- Berapa Uang Pemkab Sumenep yang Diendapkan di Bank?
- Ketua DPD KNPI Sumenep: Persatuan Pemuda Bukan Sekadar Kata, Tapi Gerak Nyata
- Semangat Pemuda Tercermin di Kain Batik Canteng Koneng
- Ajang Kalijaga Arabic Fest 2025 Se-ASEAN, Muzakki Harumkan Puncak Darus Salam
- Ada Elit Politik yang Jadi Beking Perkara Rokok Ilegal di Madura
- HIMAKSI UNIBA Madura Gelar Stadium General, Tekankan Profesional Auditor Di Era Digital
- Rumah Kebangsaan Jatim Tanamkan Nilai Nasionalisme Lewat Perkemahan Kader Bangsa 2025
- Demo Jilid II GMNI Sumenep Ke BPN
- Antusiasme Tinggi, Jamaah ABJ Tour dan Travel Terus Bertambah
- Pengurus PMII UNIBA Dilantik, Rektor: UNIBA Besar karena PMII
Berapa Uang Pemkab Sumenep yang Diendapkan di Bank?

Pertanyaan ini sederhana, tapi jawabannya bisa mengguncang publik Sumenep.
Berapa sebenarnya uang rakyat yang saat ini mengendap manis di rekening-rekening bank milik Pemkab Sumenep? Apakah uang itu sengaja “diparkir” agar terlihat rapi di laporan keuangan, atau justru ada permainan kepentingan di balik saldo yang tidak segera digerakkan untuk kesejahteraan rakyat?
Sementara masyarakat di pelosok masih berjuang mencari air bersih, jalan desa rusak parah, dan UMKM menjerit karena minim modal, Pemkab tampak nyaman menimbun dana. Uang rakyat seolah bukan untuk rakyat, tapi untuk mempercantik angka-angka dalam laporan akhir tahun.
Baca Lainnya :
- HIMAKSI UNIBA Madura Gelar Stadium General, Tekankan Profesional Auditor Di Era Digital0
- Pengurus PMII UNIBA Dilantik, Rektor: UNIBA Besar karena PMII0
- BEM-KM UNIBA Madura Bawa Tuntutan Isu Lokal Ke Nasional0
- PMII Uniba Madura Gelar Pelatihan Menulis dalam Rangkaian Suluh Sumbu Pergerakan0
- PMII UNIBA Madura Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW & Forum Taliasi1
Apakah uang tersebut memang belum terserap karena buruknya perencanaan dan birokrasi yang lambat? Atau karena adanya motif lain, bunga bank yang menggiurkan, atau bahkan “kerjasama strategis” yang tak pernah transparan?
Publik berhak tahu!
Uang yang diendapkan itu bukan milik pribadi pejabat, melainkan milik masyarakat Sumenep. Setiap rupiah yang tidak terserap adalah potensi kesejahteraan yang tertunda. Dan setiap hari keterlambatan adalah bentuk ketidakpedulian terhadap penderitaan rakyat kecil.
Sudah saatnya DPRD dan lembaga pengawas turun tangan. Audit terbuka, bukan basa-basi. Karena ketika uang rakyat diam di bank, kesejahteraan ikut mati pelan-pelan.
Oleh: Jong Sumekar









