- CIPAYUNG PLUS JATIM TOLAK GELAR PAHLAWAN UNTUK SOEHARTO, SEBUT CEDERAI KEADILAN SEJARAH
- Roni Ardianto, Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Adalah Upaya Pemutihan Dosa Politik Orba
- FAM Desak Dinas Sosial Tandai Rumah Penerima Bansos, Soroti Kemiskinan Sumenep
- Puskesmas Pamolokan Luncurkan Inovasi PELITA: Terangi Langkah Ibu Menuju Persalinan Sehat dan Bahagi
- Sindiran Pedas Alif Rofiq di Hari Jadi Sumenep, Dari Migas hingga Infrastruktur Rusak
- Berapa Uang Pemkab Sumenep yang Diendapkan di Bank?
- Ketua DPD KNPI Sumenep: Persatuan Pemuda Bukan Sekadar Kata, Tapi Gerak Nyata
- Semangat Pemuda Tercermin di Kain Batik Canteng Koneng
- Ajang Kalijaga Arabic Fest 2025 Se-ASEAN, Muzakki Harumkan Puncak Darus Salam
- Ada Elit Politik yang Jadi Beking Perkara Rokok Ilegal di Madura
PMII Sebagai Manuver Di Era 5.0

Keterangan Gambar : Tijanuzaman kader militan PMII UNIBA Madura.
Sumenep, Angkasatunews.com — Di tengah pusaran revolusi digital dan transformasi peradaban manusia menuju Society 5.0, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) hadir bukan sekadar sebagai penonton, melainkan sebagai aktor perubahan.
Era 5.0 menuntut manusia untuk tidak hanya cakap secara teknologi, tetapi juga memiliki kepekaan sosial, spiritualitas, dan keberpihakan terhadap kemanusiaan. Di sinilah PMII memposisikan diri: menjadi manuver strategis yang menjembatani nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemajuan zaman.
Sejak berdiri, PMII telah menempa kader-kadernya dengan semangat intelektualitas, spiritualitas, dan keberanian melawan ketidakadilan. Kini, tantangan tak lagi hanya datang dari ketimpangan sosial, tetapi juga dari disrupsi digital yang menggerus nilai-nilai kemanusiaan.
Baca Lainnya :
Maka, PMII harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat perjuangan, bukan justru terjebak dalam arusnya.
Sebagai manuver di era 5.0, PMII mendorong kader untuk menguasai literasi digital, kecerdasan buatan, dan data, namun tetap berakar pada nilai-nilai Aswaja dan kebangsaan. PMII tidak boleh gagap terhadap perubahan. Justru, perubahan harus direspons dengan inovasi dan kolaborasi.
Di tengah derasnya arus globalisasi dan individualisme digital, PMII hadir membawa misi kolektivitas dan keberpihakan. Menjadi suara kaum tertindas, menjadi penjaga akhlak di ruang-ruang digital, dan menjadi motor gerakan sosial yang solutif.
PMII adalah manuver moral dan intelektual. Di era 5.0, manuver ini harus semakin lincah, visioner, dan relevan. Bukan hanya bertahan, tetapi memimpin perubahan.
Penulis: Tijanuzaman (kader militan PMII UNIBA Madura).










