- Tiga Pengguna Sabu Diamankan di RSUD Abuya, Iip Suriyanto: Ini Tamparan Keras bagi Dunia Kesehatan
- Perkuat Komitmen Membangun Madura, UNIBA Madura Tambah Tiga Program Studi Strategis
- 700 Alumni Hadiri Reuni Akbar Mathlabul Ulum 2025, KH Imam Hodri TF: Tekankan Soliditas dan Loyalita
- BEM KM UNIBA Madura Gelar Seminar Pencegahan Narkotika bertajuk: Muda Berkarya Tanpa Narkoba
- Abdillah Rosyid dan Nur Intan Hamida Universe Keluar Sebagai Winner Potra Potre Budaya Madura 2025
- Tolak Survei Seismik Migas Kangean, GMK Gelar Demonstrasi: Kangean Bukan Ladang Eksploitasi!
- Warga Curiga PR Madu Wangi Produksi Rokok Hantu: Bea Cukai Diminta Bertindak
- M. Wakil menjadi delegasi UNIBA Madura laksanakan sosialisasi internasional di krabi Thailand.
- Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kota Sumenep Gelar Khitan Massal Anak Sholih ke-4
- Ketua Kopri PMII UNIBA Madura Soroti Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual: Ini Harus Jadi Alarm Kolektif
Ketua Kopri PMII UNIBA Madura Soroti Lonjakan Kasus Kekerasan Seksual: Ini Harus Jadi Alarm Kolektif

Keterangan Gambar : Ketua KOPRI UNIBA Madura 2025-2026, Khalifah Amatillah
Sumenep, Angkasatunews.com – Lonjakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Sumenep memicu keprihatinan mendalam dari Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri PMII) Komisariat UNIBA Madura.
Organisasi perempuan mahasiswa UNIBA Madura itu menilai, dari 156 kasus yang tercatat sejak 2022 hingga pertengahan 2025 merupakan “alarm kolektif” yang tidak bisa lagi diabaikan.
Data yang dirilis oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Sumenep, mencakup berbagai bentuk kekerasan, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pencabulan terhadap anak, penganiayaan, pelecehan seksual, hingga penelantaran perempuan.
Baca Lainnya :
- GREEN LEGACY 2025: Warisan Hijau dari Mahasiswa UNIBA Madura untuk Indonesia0
- Mahasiswa UNIBA Madura Lakukan Company Visit ke PT Garam Darma Camplong Sampang0
- M. Wakil Bawa Batik Canteng Koneng X UKM Wimbar Dan Parfum Asli Sumenep ke Thailand0
- Belajar di Lapangan: Mahasiswa UNIBA Madura Kunjungi PT Garam Persero0
- RTK-III PMII UNIBA Madura Berlangsung Panas, Tijanuzaman Terpilih Ketua Komisariat 2025–20260
“Angka ini seharusnya menjadi alarm bagi kita semua. Perempuan dan anak adalah kelompok yang semestinya mendapatkan perlindungan maksimal, bukan justru menjadi korban kekerasan yang terus berulang,” ujar Ketua Kopri PMII UNIBA Madura, Khalifah Amatillah, Rabu (18/06/2025).
Kopri PMII UNIBA Madura menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak bukan sekadar isu hukum, tetapi juga mencerminkan persoalan struktural, edukatif, dan budaya yang menuntut penanganan holistik lintas sektor.
“Masih minimnya ruang aman bagi korban serta layanan pendampingan yang berpihak menunjukkan bahwa kita belum serius membangun sistem perlindungan yang menyeluruh,” tambah Khalifah.
Selain itu, Ketua Kopri PMII UNIBA Madura yang baru terpilih itu menyoroti pentingnya peran keluarga, sekolah, pesantren, komunitas lokal, dan lembaga pendidikan dalam upaya preventif.
“Edukasi berbasis kesetaraan gender harus dimulai sejak dini, bukan sekadar respons ketika kasus sudah terjadi.”
Sebagai bagian dari solusi, Kopri PMII UNIBA Madura mengusulkan sejumlah langkah strategis, di antaranya:
1. Meningkatkan literasi masyarakat tentang kekerasan berbasis gender melalui forum warga, pendidikan komunitas, dan kegiatan keagamaan inklusif.
2. Mendorong sinergi antara kampus, organisasi pemuda, dan instansi pemerintah untuk pencegahan kekerasan serta advokasi korban.
3. Membangun sistem pelaporan yang aman di tingkat desa/kelurahan guna meminimalisir stigma terhadap korban.
4. Menyelenggarakan pelatihan kader muda sebagai agen pelindung di sekolah, pesantren, dan kampus.
5. Memperkuat kapasitas UPT PPA Sumenep dari sisi SDM, anggaran, dan respons cepat penanganan kasus.
Tak hanya berhenti pada seruan, Kopri PMII UNIBA Madura juga telah memulai gerakan nyata. Mereka menginisiasi diskusi publik dan kampanye bertajuk “Mewujudkan Lingkungan Aman untuk Perempuan dan Anak di Sumenep”, membentuk Forum Mahasiswa Peduli Perempuan dan Anak, serta mendorong hadirnya layanan konseling ramah gender di kampus.
“Kami percaya, perubahan bisa tumbuh dari bawah. Mahasiswa dan pemuda bisa jadi agen perubahan. Mari mulai dari mendengarkan, memahami, dan bergerak bersama,” tutup Khalifah Amatillah, Ketua KOPRI PMII UNIBA Madura 2025-2026.